DUPRIANSYAH.INFO. Sungai Durait Tengah, HSU KALIMANTAN SELATAN. Menguak Misteri Wali Amut: Asal Usul, Makam, dan Karamah sang Wali Majdub di Hulu Sungai Utara
Kalimantan Selatan memiliki banyak destinasi religi yang sarat dengan nilai spiritual dan sejarah. Salah satu di antaranya adalah Makam Datu Utuh Amut, sebuah situs ziarah yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Tempat ini tidak hanya menjadi tujuan ibadah, tetapi juga menawarkan pengalaman budaya yang mendalam bagi wisatawan.
Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), nama Datu Wali Amut atau yang akrab disapa Utuh Amut adalah sebuah legenda. Makam beliau yang terletak di Desa Sungai Durait, Kecamatan Babirik, HSU, menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tak pernah sepi dari peziarah.
Datu Wali Amut dikenal sebagai sosok wali yang memiliki perjalanan hidup unik dan penuh keistimewaan, dijuluki sebagai Wali Majdub (wali yang asyik masyuk dengan Allah) atau bahkan Wali Kanak-Kanak (wali budak).
Asal Usul dan Kisah Hidup Datu Wali Amut
Nama asli Datu Wali Amut adalah Rahmat bin Kapsan. Julukan “Amut” disematkan kepada beliau karena kebiasaannya yang unik, yaitu tidak mengenakan pakaian atau bertelanjang sejak masa tertentu dalam hidupnya. Dalam bahasa setempat, “Amut” berarti telanjang.
Wali yang Unik
Kisah yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa perubahan perilaku Datu Rahmat terjadi setelah ia mengalami suatu kejadian, salah satunya adalah riwayat yang menyebutkan ia pernah jatuh dari ayunan saat masih kecil. Setelah kejadian itu, beliau mulai menunjukkan tingkah laku yang dianggap “aneh” oleh orang awam, termasuk keengganannya untuk berpakaian, hingga mengembara ke berbagai tempat, bahkan sampai ke Banjarmasin.
Meskipun terlihat menyimpang dari kebiasaan umum, Datu Wali Amut diyakini memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT, sehingga digelari Wali Majdub. Beliau wafat sekitar tahun 1980-an dan dimakamkan di Desa Sungai Durait.
Karamah dan Keistimewaan Datu Wali Amut
Karamah adalah kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada para wali-Nya. Karomah Datu Wali Amut terkenal luas dan menjadi salah satu alasan mengapa makam beliau ramai diziarahi.
1. Penyembuhan Penyakit ‘Abuh’ (Pembesaran Perut)
Salah satu karamah paling masyhur yang membuat Datu Wali Amut mulai dikenal adalah kemampuannya menyembuhkan penyakit. Sekitar tahun 1972, tersebar kabar di Banjarmasin tentang seseorang yang mengidap penyakit abuh (pembesaran perut) yang tak kunjung sembuh meskipun telah berobat ke mana-mana.
Atas saran seorang ulama/habib, penderita tersebut disarankan untuk mencari dan memberi makan orang yang terlihat “aneh” atau menyimpang dari kebiasaan orang banyak. Setelah bertemu dan merawat Datu Wali Amut (dengan memberi makan), secara ajaib penderita penyakit abuh tersebut sembuh total atas izin Allah.
Kisah inilah yang kemudian menyebar, membuat banyak orang berdatangan mencari Datu Wali Amut untuk memohon doa dan keberkahan.
2. Rezeki dan Kesuksesan
Masyarakat meyakini bahwa Datu Wali Amut memiliki keistimewaan terkait rezeki. Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa jika dia meminta sesuatu kepada seseorang dan orang tersebut memberikannya, maka usaha atau rezeki orang tersebut akan semakin sukses. Sebaliknya, dia tidak mau menerima pemberian apapun dari orang lain jika dia tidak memintanya.
3. Menghentikan Mesin Kendaraan
Karamah lain yang sering diceritakan adalah kemampuan menghentikan mesin kendaraan, terutama pada masa dia sering berjalan kaki. Konon, mesin mobil atau motor yang melintas di dekat beliau seringkali mati mendadak hingga pengendara sadar dan turun untuk memberikan penghormatan atau rezeki kepada beliau. 
Makam Datu Wali Amut: Wisata Religi yang Tak Lekang
Makam Datu Wali Amut di Sungai Durait kini menjadi pusat kegiatan keagamaan, terutama saat menjelang bulan Ramadhan dan pada acara Haul (peringatan hari wafat) beliau yang rutin dilaksanakan.
Peziarah datang dari berbagai daerah dengan aneka hajat. Ada yang datang untuk mengumpulkan doa di samping makam, mengharapkan keberkahan, hingga sekadar mengambil hikmah dari kehidupan seorang wali Allah yang diuji dengan perilaku unik.
Keberadaan Makam ini menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT dan bukti bahwa jalan menuju kekasih-Nya bisa melalui cara yang tak terduga oleh nalar manusia biasa, seperti sosok Wali Majdub Datu Rahmat bin Kapsan, sang Datu Wali Amut.
Apakah Anda ingin mencari informasi lebih lanjut mengenai tradisi haul atau kegiatan ziarah di Makam Datu Wali Amut ? Baca selengkapnya di https://dupriansyah.info/2025/11/15/125/